Hari, Tanggal: November 2012
I. Tujuan
- Mengetahui cara pembuatan tawas dengan alumunium foil
- Membuat tawas dengan alumunium foil
- Mengetahui banyaknya tawas yang dihasilkan dari pembuatan tawas dengan alumunium foil
II. Dasar Teori
Tawas
merupakan alumunium sulfat yang dapat digunakan sebagai penjernih air seperti
sedimentasi (water treatment) karena tawas yang dilarutkan dalam air mampu
mengikat kotoran-kotoran dan mengendapkan kotoran dalam air sehingga menjadikan
air menjadi jernih.
Tawas dikenal
sebagai koagulan didalam pengolahan air limbah. Sebagai koagulan tawas sangat
efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid
maupun suspensi. Selain digunakan sebagai penjernih air, tawas juga dapat
digunakan sebagai zat aditif untuk antiperspirant (deodorant). Tawas (kalium aluminiumsulfat) dihasilkan dengan mereaksikan logam
aluminium (Al) dalam larutan basa kuat (kalium hidroksida) akan larut membentuk
aluminat menurut persamaan reaksi
2 Al + 2 KOH + 2 H2O 2 KAlO2 + 3 H2
Kadang-kadang ditulis dalam bentuk ion sebagai kompleks aluminat
yang persamaan reaksinya :
2 Al + 2 OH-
+ 6 H2O
2 Al(OH)4- + 3 H2
Larutan aluminat
dinetralkan dengan asam sulfat, mula-mula terbentuk endapan berwarna putih dari
alumunium hidroksida [Al(OH)3] yang dengan penambahan asam sulfat
endapan putih semakin banyak yang jika didiamkan akan terbentuk Kristal seperti
kaca dari tawas (kalium aluminiumsulfat) atau sering disebut alum.
Senyawa
alumunium khususnya senyawa sulfat banyak digunakan pada industry kertas.
Selain itu, tawas banyak digunakan di industri–industri baik digunakan sebagai
koagulan dalam pengolahan air dan air buangan maupun penyamakan kulit dan bahan
pewarna di industri tekstil.
Selain itu
tawas pun dapat digunakan untuk mengentalkan lateks (getah karet yang cair)
sehingga menjadi membeku.
Pada
praktikum kali ini akan dilakukan proses produksi tawas (alum). Tawas sendiri adalah
kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat isomorf. Tawas ini
dikenal dengan nama potassium aluminium sulfat dodekahidrat atau KAl(SO4)2.12
H2O yang dikenal banyak sebagai koagulan didalam pengolahan air maupun limbah.
III. Alat dan Bahan
- Alat :
a. Erlenmeyer
1000 ml
b.
Gelas ukur
c.
Cawan petri
d.
Timbangan analitik
e.
Gunting
f.
Pipet
g.
Corong
h.
Kertas saring
i.
Gelas beaker
B. Bahan :
a.
KOH 3N 50 ml
b.
Accu 30 ml
c.
Etanol
d.
Batu es
e.
Alumunium foil
IV. Cara Kerja
Pembuatan Tawas
- Timbang dan siapkan alumunium foil sebanyak 1gram, di potong dalam ukuran kecil tidak terlalu halus
- Masukan alumunium foil sedikit demi sedikit ke dalam larutan KOH. Dan diamati perubahan yang terjadi
- Setelah selesai, diamkan dan dinginkan larutan lalu saring dan filtratnya ditampung dalam erlenmeyer
- Di lain tempat, siapkan 30 mL H2SO4 kedalam gelas ukur
- Masukan H2SO4 ke dalam Erlenmeyer sampai membentuk endapan warna putih
- Diamkan sambil didinginkan beberapa saat, lalu saring menggunakan kertas saring yang telah ditimbang
- Setelah filtrat terpisah, residu pada kertas saring cuci dengan 10 mL etanol, kemudian keringkan.
- Timbang Kristal yang terbentuk setelah dikeringkan
V. Hasil Pengamatan
Berat
alumunium foil : 1 gram = 1000 mg
Berat
kertas saring : 2260 mg
Berat
tawas yang dihasilkan : 8470 mg
Berat
tawas murni yang dihasilkan: 1250 mg
VI. Pembahasan
Tawas dapat dibuat dari logam Al yang kemudian dilarutkan kedalam
KOH dan seterusnya direaksikan dengan asam sulfat yang akan menghasilkan
endapan. Pada praktikum kali ini kita menggunakan Alumunium foil yang sejatinya
hanya dapat digunakan sekali saja dan setelah itu akan menjadi limbah. Dengan
kata lain kita dapat memanfaatkan limbah alumunium foil menjadi tawas yang bermanfaat
dan memiliki nilai jual di industri. Proses awal pembuatan tawas adalah dengan
memotong kecil kecil alumunium foil yang hendak dipakai,
Dengan tujuan agar reaksi yang terjadi antara alumunium foil dan
KOH berlangsung lebih cepat karena salah satu faktor yang dapat memepengaruhi
laju reaksi adalah luas permukaan. Semakin kecil luas permuaan maka semakin
cepat pula reaksi itu berlangsung. Reaksi
antara Asam sulfat dan alumunium menghasilkan reaksi yang berlangsung adalah
reaksi eksoterm. Tawas yang diperoleh kemudian dicuci dengan larutan etanol
yang bertujuan untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan.
Tawas yang berkualitas baik memiliki ciri-ciri berbentuk bongkahan
dan tidak berwarna (bening). Namun hasil tawas yang kami dapatkan pada
percobaan tidak berkarakteristik seperti yang telah disebutkan. Berdasarkan
percobaan, tawas yang terbentuk berbentuk serbuk menggumpal yang berwarna
putih. Selain itu, berat yang dihasilkan pada percobaan pun tidak sesuai dengan
teori.
VII. Kesimpulan
- Berat tawas yang dihasilkan dari pembuatan tawas dengan menggunakan 1000 mg alumunium foil sebesar 8470 mg
- Berat tawas murninya sebesar 1250 mg
- Pencucian tawas dengan menggunakan ethanol berfungsi untuk memurnikan tawas hingga menghasilkan tawas yang murni.
VIII. Daftar Pustaka
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/proses-pembuatan-alum-tawas.html
http://www.scribd.com/doc/57119768/Pembuatan-Tawas