I. Tujuan
Mempelajari pembuatan Tembaga (II) Ammonium Berhidrat dan Tembaga(III) Tetraamin Sulfat Berhidrat.
II. Dasar Teori
Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif. Cu+ mengalami disproporsionisasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini bukan berarti senyawa larutan Cu(l) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada keadaan bagaimana Cu(l) dan Cu(lI) terbentuk, yaitu membuat (Cu+) cukup pada banyak larutaan air, Cu2+ akan berada pada banyak jumlah banyak (sebab konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu2+ ). Disproporsionisasi ini akan menjadi sempurna. Dilain pihak jika Cu+ dijaga sangat rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap). Cu2+ sangat kecil dan tembaga (I) menjadi mantap (Petrucci, 1987 : 350)
Mempelajari pembuatan Tembaga (II) Ammonium Berhidrat dan Tembaga(III) Tetraamin Sulfat Berhidrat.
II. Dasar Teori
Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif. Cu+ mengalami disproporsionisasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini bukan berarti senyawa larutan Cu(l) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada keadaan bagaimana Cu(l) dan Cu(lI) terbentuk, yaitu membuat (Cu+) cukup pada banyak larutaan air, Cu2+ akan berada pada banyak jumlah banyak (sebab konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu2+ ). Disproporsionisasi ini akan menjadi sempurna. Dilain pihak jika Cu+ dijaga sangat rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap). Cu2+ sangat kecil dan tembaga (I) menjadi mantap (Petrucci, 1987 : 350)
Tembaga
(Cu) adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan liat. Tembaga
melebur pada 1038°C Karena potensial elektroda standarnya positif (+0,34 V
untuk pasangan Cu / Cu2+),
tembaga tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfatencer, meskipun dengan
adanya oksigen ia dapat larut sedikit. Asam nitrat yang sedang konsentrasinya
(8M) dengan mudah melarutkan tembaga (Svehla 1990 :229)
Tembaga
membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +1 dan +2, namun hanya tembaga (II)
yang stabil dan mendominasi dalam larutannya. Dalam air, hampir semua garam
tembaga (II) berwarna biru oleh karena warna ion kompleks koordinasi enam
[[Cu(H2O)6 ]2+
Reaksi
ion Cu2+ dengan OH¯ pada
berbagi konsentrasi bergantung pada metodenya. Penambahanion hidroksida ke
dalam larutan tembaga (II) Sulfat (0,1 – 0,5 M) secara bertetes dengan
kecepatan 1 mL/menit menyebabkan terjadinya endapan gelatin biru muda dari
garam tembaga (II) hidroksida sulfat, bukan endapan Cu(OH)2 (Sugiarto 2003:569)
Senyawa
tembaga bersifat diamagnetic. Tembaga sulfit teroksidasi superficial dalam udara, kadang menghasilkan lapisan warna hijau hidroksida karbonat dan hidrokso
sulfat dan SO2, di atmosfer tembaga mudah larut dalam asam nitrat
dan asam sulfat dengan adanya oksigen. Kestabilan relative kepro dan kopri
diartikan degan potensial Cu*= 0.52 V
dan Cu+ 0.153 V. Kestabilan
relafif tergantung pada sulfat anion dan ligan yang cukup beragam dengan
pelarut / sifat fisik atom tetangganya dalam Kristal. Pelarut tembaga
hidroksida karbonat dan sebagainya dalam asamyang dihasilkanaku hijau kebiruan
yang ditulis [Cu(H2O)6 ]2+ . Diantara berbagai
Kristal hidratnya adalah warna biru CuSO4.5H2O
yang paling lazim. CuSO4.5H2O dapat dihidrasi menjadi zat
anhidrat yang berwarna putih. Penambahan ligan menyebabkan kompleks dengan
pertukaran molekul air secara berurutan (Syukri, 1999:321)
III. Alat dan Bahan
Alat:
III. Alat dan Bahan
Alat:
Gelas Piala
Gelas UKur
Corong
Kertas Saring
Batang Pengaduk
Kaca Arloji
Bahan
NH4OH15 N
Eter
(NH4)6SO4
Alkohol 95%
Aquadest
CuSO4.5H2O
IV. Cara Kerja
A. Tembaga (II) Ammonium Sufat Hidrat
1. Ditimbang masing-masing
5 gram CuSO4.5H2O dan (NH4)2SO4
|
2. Dilarutkan dalam 12 ml
air panas dalam gelas piala, kemudian ditutup dengan kaca arloji.
|
3. Didinginkan, lalu
disaring Kristal yang terbentuk dan dikeringkan diudara terbuka diatas
kertas saring
|
4. Rendemen dihitung
B. Tembaga (II) tetra amin Sulfat Hidrat
1. Ditimbang 6,25 gram CuSO4.5H2O,
dan dihaluskan
|
2. Endapan ditimbang,
dihitung rendemen.
|
3. Didiamkan sebentar,
kemudian didinginkan dalam penanggas es.
|
Endapan disaring
|
4. Dilarutkan dengan 6 ml H2O
dan 10 ml NH4OH pekat.
|
5. Ditambahkan 10
ml alkohol 95% sedikit demi sedikit.
|
6. Endapan dicuci dengan campuran NH4OH
pekat dengan alkohol
|
7. Kemudian dicuci dengan alkohol.
8. Endapan di timbang dan di hitung rendemannya
V. Hasil Pengamatan
I. Pembuatan Tembaga (II) ammonium sulfat hidrat CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
II. Pembuatan Tembaga (II) tetra amin sulfat hidrat Cu(NH3)4SO4.6H2O
VI. PERHITUNGAN
1. Pembuatan Tembaga (II) ammonium
sulfat hidrat CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
Diketahui :
Massa kertas
saring = 1.5 gram
Massa kristal
total = 7.9 gram
m
CuSO4(NH4)2SO4.6H2O = massa kristal total – massa kertas
saring
= 7.9 gram – 1.5 gram
= 6.4 gram
Massa CuSO4.5H2O = Massa (NH4)2SO4 = 5 gram
BM CuSO4.5H2O = 249,54 g/mol
BM (NH4)2SO4 = 132 g/mol
BMCuSO4(NH4)2SO4.6H2O
= 399,54 g/mol
Ditanya : % rendemen...?
Penyelesaian :
CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 → CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
m : 0,02 mol 0,03 mol -
r
: 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol
s
: - 0,01 mol 0,02 mol
massaCuSO4(NH4)2SO4.6H2O = molCuSO4(NH4)2SO4.6H2O x BMCuSO4(NH4)2SO4.6H2O
= 0,02 mol x 399,54 g/mol
= 7,99 gram
% rendemen = berat praktek / berat teori x 100%
= 6.4 / 7.99 x 100%
= 80.1 %
2. Pembuatan Tembaga (II)
tetra amin sulfat hidrat Cu(NH3)4SO4.6H2O
Diketahui :
Massa CuSO4.5H2O = 6,25 gram
Massa Cu(NH3)4SO4.6H2O = gram – massa kertas saring
= 4.9 gram – 1.6 gram
= 3.3 gram
BM CuSO4.5H2O = 249,54 g/mol
BMCu(NH3)4SO4.6H2O =
321,54 g/mol
V NH3
Pekat = 10 mL
Ditanya : %
rendemen...?
Penyelesaian :
CuSO4.5 H2O
+ 4NH3 → Cu(NH3)4SO4.6H2O
m : 0,025 mol 0,15 mol -
r
: 0,025 mol 0,1 mol 0,025 mol
s
: - 0,05 mol 0,025 mol
MassaCu(NH3)4SO4.6H2O = molCu(NH3)4SO4.6H2O x BMCu(NH3)4SO4.6H2O
= 0,025 mol x 321,54 g/mol
= 8,038 gram
% rendemen = berat praktek / berat teori x 100%
= 3.3
/ 8.038 x100%
= 41. 05 %
VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan
melakukan pecobaan tentang Tembaga (II) Ammonium Berhidrat dan Tembaga (II)
Tetra Amin Sulfat Berhidrat.
Pada percobaan ini pertama
praktikan membuat garam tembaga (II) ammonium sulfat berhidrat. Prinsip percobaan pembuatan Tembaga (II) Amonium Sulfat
Berhidrat adalah didasarkan pada pembuatan senyawa kompleks dengan prinsip
rekristalisasi dimana suatu kristal CuSO4.5H2O dilarutkan
dalam aquadest panas lalu didinginkan agar mencapai derajat jenuh lalu
dikeringkan dan terbentuk kristal Tembaga (II) Amonium Sulfat Berhidrat.
Pada proses
pembuatan garam ini, awalnya praktikan mencampurkan serbuk CuSO4.5H2O yang berwarna
biru muda dan (NH4)2SO4 yang berwarna putih dalam air
panas. Air mempunyai momen dipol yang besar
dan ditarik baik ke kation maupun anion untuk membentuk ion terhidrasi. Dari
sifatnya tersebut maka digunakannya pelarut air karena baik CuSO4.5H2O maupun (NH4)2SO4 yang bereaksi dapat larut dalam air dan
tetap berupa satu spesies ion. Hasil campuran ini membentuk larutan
berwarna biru muda. Warna tembaga(II) sulfat
yang berwarna biru berasal dari hidrasi air adapun ketika praktikan melakukan percobaan dengan bahan
yang sama terbentuk endapan warna hijau tersebut terjadi sebagai akibat
campuran yang kurang sempurna (heterogen), berdasarkan literatur warna endapan
yang terbentuk adalah warna biru yang homogen, pewarnaan biru disini merupakan
warna dari ion Cu2+ yang menjadi salah satu komponen pembentuk garam
rangkap tersebut. Larutan
segera ditutupi dengan kaca arloji sehingga dapat mencegah menguapnya beberapa
ion yang diinginkan untuk dapat membentuk kristal monoklin sempurna.
CuSO4.5H2O
+ (NH4)2SO4 → CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
Prinsip percobaan pembuatan Tembaga (II) Tetra Amin Sulfat Berhidrat adalah pembuatan senyawa kompleks dengan prinsip rekristalisasi. Dimana suatu kristal dilarutkan dalam aquadest hingga larut lalu ditambahkan NH4OH dan etanol hingga memicu terbentuknya endapan lalu campuran didinginkan dan disaring dimana endapannya diambil lalu dikeringkan dalam oven dan terbentuk garam Tembaga (II) Tetra Amin Sulfat Berhidrat. Pada pembuatan Tembaga (II) Tetra Amin Sulfat Berhidrat, mula-mula ditimbang 6,25 gr CuSO4.5H2O dan di haluskan yang kemudian dilarutkan dalam 6 mL H2O. Kemudian ditambahkan 10 mL NH4OH. Ligan NH4OH akan mendesak ligan H2O dari CuSO4.5H2O sehingga warna larutan menjadi biru tua. Penambahan ligan pada larutan berhidrat menyebabkan terbentuknya senyawa kompleks akibat terjadinya pertukaran molekul air dengan NH3 secara berurutan. Penambahan 10 mL alkohol bertujuan untuk memicu terbentuknya endapan. Setelah itu larutan didinginkan untuk menurunkan suhu sehingga kelarutan berkurang dan terbentuk endapan. Endapan yang terbentuk disaring dan kemudian dikeringkan untuk menguapkan sisa filtrat sehingga didapat kristal Tembaga(II) Tetra Amin Sulfat Berhidrat
Perbedaan karakteristik dari kedua senyawa
yang terbentuk adalah, kristal Tembaga (II) Amonium Sulfat Berhidrat berwarna
biru muda, halus dan tidak higroskopis. Karakteristik kristal Tembaga (II)
Tetra Amin Sulfat Berhidrat berwarna biru keruh, dan kasar.
|
VII Kesimpulan
- Persen rendemen Kristal Tembaga (II) Ammonium Sulfat Berhidrat adalah 80.1 %
- Persen rendemen dari kristal Tembaga (II) Tetra Amin Sulfat Berhidrat adalah 41,05 %
- Karakteristik kristal Tembaga (II) Ammonium Sulfat Berhidrat adalah halus, berwarna biru muda dan tidak higroskopis.
- Karakteristik kristal Tembaga (II) Tetra Amin Sulfat Berhidrat berwarna biru keruh dan kasar.
VIII. Daftar Pustaka
Cotton and Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. UI-Press : Jakarta
Radetyo,iqbal, dkk. 2012.Modul praktikum kimia anorganik..FST. UIN Jakarta
http://alchemist0308.blogspot.com/2012/04/tembaga-ii-amonium-tetra-amin-sulfat.html
- Persen rendemen Kristal Tembaga (II) Ammonium Sulfat Berhidrat adalah 80.1 %
- Persen rendemen dari kristal Tembaga (II) Tetra Amin Sulfat Berhidrat adalah 41,05 %
- Karakteristik kristal Tembaga (II) Ammonium Sulfat Berhidrat adalah halus, berwarna biru muda dan tidak higroskopis.
- Karakteristik kristal Tembaga (II) Tetra Amin Sulfat Berhidrat berwarna biru keruh dan kasar.
VIII. Daftar Pustaka
Cotton and Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. UI-Press : Jakarta
Radetyo,iqbal, dkk. 2012.Modul praktikum kimia anorganik..FST. UIN Jakarta
http://alchemist0308.blogspot.com/2012/04/tembaga-ii-amonium-tetra-amin-sulfat.html
X. LAMPIRAN
Pertanyaan
1. Apa tujuan pencucian dengan menggunakan eter?
Pencucian
endapan kristal pada pembuatan garam kompleks bertujuan untuk melarutkan
alkohol maupun senyawa organik yang masih terkandung dalam kristal garam.
2. Apa jenis garam yang dihasilkan dari percobaan ini ?
Garam
yang dihasilkan dalam percobaan ini ada dua jenis :
-
Pertama
garam rangkap (sederhana) yaitu garam tembaga (II) ammonium
sulfat hidrat CuSO4(NH4)2SO4.6H2O.
-
Kedua
garam kompleks yaitu garam tembaga (II) tetra amin sulfat
berhidrat Cu(NH3)4SO4.5H2O.
3. Bedakan antara garam kompleks dengan garam sederhana?
Garam
kompleks adalah garam-garam yang mengandung ion-ion
kompleks.
Garam
sederhana (rangkap) adalah Suatu garam yang terbentuk lewat
kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam
tertentu.